Selasa, 02 April 2013

RETURN (SKUEL "LIKE A CINEMA")

Diposting oleh ♥yusi-chan♥ di 20.26 1 komentar

Bunyi wekerku membangunkan tidurku. Mataku masih terpejam, kumulai bermain wajah aegyo, menggembungkan pipi. Kuingat-ingat apa yang terjadi dengan hari kemarin. “Oh...iya semalam aku mencoba untuk bunuh diri. Dasar bodoh, apa yang kulakukan. Patah hati? Aku yakin ini untuk beberapa hari, minggu atau bulan saja. Selanjutnya, aku tidak akan meratapi lelaki brengsek seperti dia.”  Aku berjalan tapi mataku susah untuk kubuka, sembab, semalaman aku menangisi Lelaki brengsek itu. Sambil mengoceh, “Lelaki diciptakan hanya untuk merusak wanita, dasar makhluk terkutuk.” *Bruuuukkk, keningku kejedot pintu kamar mandi. Spontan, ini adalah cara ampuh untuk membuka mata yang sulit terbuka karena sembab.

                Kakiku masih sulit digerakkan, karena retak akibat kecelakaan beberapa hari yang lalu. Setidaknya kakiku satunya dan organ lain bisa berfungsi dengan baik. Setelah persiapan selesai, kupikir aku akan pergi ke kantor dengan naik bus kota. Aku sangat keras kepala, Pak Catur melarangku untuk masuk kerja sampai aku benar-benar pulih. “Aku tidak apa-apa, diam dirumah membuat aku semakin terlihat bodoh. Gerakkan badanmu!” pikirku. Engga nyangka, mobil pak Catur sudah parkir didepan rumah sedari tadi. Sepertinya dia sangat paham jalan pikiranku, kalau aku tidak akan absen kerja hanya karena jalanku pincang. Pak Wira (supir pak Catur) keluar dari mobil, “Mbak, saya diperintah Ibu sama Bapak buat nganter jemput mbak Chandra.” Aku melongo, “Benarkah? Terima kasih bapak.Maaf merepotkanmu.”

                Banyak cara dilakukan Ibu dan Pak Catur untuk mengalihkan perhatian dan masalah-masalahku. Baru kali ini aku menemukan orang lain, yang engga ada hubungan keluarga apapun, tapi sangat baik dan peduli denganku. Pernah Ibu berkata, “Anggap saya seperti ibumu, kamu sangat baik. Bahkan jika saya sibuk, dan menitipkan Kyla dan Gavra sama papanya, kamu bantu pak Catur.” “ Aku tidak seperti yang ibu pikirkan, aku suka anak-anak, terlebih Kyla dan Gavra anak yang sangat manis. Mereka sangat menghibur. Tapi, terima kasih banyak, bu, sudah menganggapku bagian dari keluarga ibu. Maaf, akhir-akhir ini aku bertindak konyol dan merepotkan. Aku tidak bermaksud, sekali lagi aku minta maaf.” Ibu tersenyum, “Saya tau kamu kesepian, tapi kamu tidak mau mengakuinya. Kalau ada apa-apa ceritakan ke Ibu atau Bapak. Kamu tau, Bapak banyak cerita tentang kamu.”

                Semenjak ada keluarga Catur, hidupku jadi bersemangat lagi. Ini sangat membantuku dalam hal motivasi, agar aku cepat-cepat bisa jalan lagi dengan normal. Terlihat lucu, saat aku mengenakan HighHeels yang hanya sebelah. Hahaha, aku seperti badut. Cuek aja, persetan orang menilai penampilanku. Satu bulan, perban dikakiku sudah dibuka. Wow, It’s amazing. Aku bisa jalan, lompat bahkan berlari (mengenakan high heels), pikirku.

                Oke, ini adalah hari baru. Aku merasa sangat sehat, setiap pagi, Kyla menelponku. “Kakak, nanti jemput Kyla sekolah ya. Ahh... Mama, Kyla Cuma mau dijemput kak Vivi.” Hal ini yang membuat aku tertawa, dan bersemangat. Sepertinya Kyla sedang berseteru dengan Ibu, padahal Kyla masih sekitar umur 4 tahun, dia disekolahkan di Playgroup. Aku gak tahu jalan pikiran Bapak, untuk sekolah playgroup aja mereka harus membayar berjuta-juta. Swt banget ~.~

***

                Sebelumnya, aku seperti orang asing ketika briefing kabag. Presdir tidak banyak memperhatikan. Perhatiannya hanya terpusat sama Kepala Bagian, bukan assistennya. Kata orang-orang Presdir sangat galak. Ini yang membuatku sangat berhati-hati. Super hati-hati, mulai dari segi memakai parfum. Tapi kupikir tak ada yang terganggu dengan aroma blossom kan? ~.~ pernah seorang karyawan mencoba mendekati presdir, melaporkan sesuatu, apa yang dia bilang? “Anda jangan dekart-dekat saya, ya. Bau anda tidak enak, membuat saya pusing.” Presdir mengucapkan itu didepan banyak orang. Aku yang melihat aja merasa malu, apa lagi orang yang sedang dihina presdir itu. Hahahah... detail sekali.

***

                Proyek selanjutnya, aku diberi tugas mempersiapkan Social Evening termasuk presentasi prodak-prodak dan company profile ke beberapa  investor asing. Ini pertama kalinya, presdir menghadiri acara yang aku handle. ”Baik, aku bukan penjilat, bukan karena presdir melihatku dan aku akan total. Aku sudah biasa melakukannya, ayolah lebih bersemangat lagi. Lembar-lembar saham harus sold out, hari ini. Kekuatan Pikiran!” gerutu pada diriku sendiri. Ini adalah cara ampuh untuk menyemangati diri sendiri, dan mengatasi nerveous.
                Beberapa kepala bagian menyindir, pak Catur. “Bagaimana bisa, event sebesar ini di handle oleh anak kecil. Seperti assistenmu!” salah satu orang bersuara sebelum acara dimulai. “Hebat atau tidak, bukan dinilai dari umur. Bicaralah seperti itu setelah acara selesai,” sahut pak Catur. Rasanya ini seperti beban, bapak terlalu percaya dnegan kemampuanku. Baik, aku bukan lulusan strata satu, tapi aku percaya kualitasku sama, karena semangatku. “Ayo Vivi, kerahkan semua yang kau punya. Maju dan berhasillah!”, seperti ada sesuatu dalam diriku. Aku melihat senyum Kyla, Gavra dan Ibu. Ibu menunjukkan jempolnya ke arahku. Menghela nafas panjang.... dan...terjadilah!

                Hanya dalam waktu satu jam, semua lembar-lembar produk plan Sold Out. “Sekali-kali, Anda harus percaya dengan kemampuan anak kecil. Terkadang semangat mereka melebihi batas yang membuat mereka berhasil, dari pada seumuran kita,” sindir bapak kepada orang-orang yang tadi mengejekku. Aku berjalan tanpa menunduk, melalui mereka, seperti menggenggam satu kemenangan, berjalan lurus menuju keluargaku. Hahahah... Dari situlah mereka percaya, kualitas ku yang Cuma lulusan SMA engga jauh-jauh banget sama mereka. Hahaha, kali ini Presdir bertanya banyak tentangku kepada Bapak. Kali ini, presdir memperhatikanku, aku harus berhati-hati.

                Pagi yang sangat cerah, aku sangat sibuk berkutat mengerjakan laporan-laporan. Tiba-tiba telpon berdering, oh sekretaris presdir. “Mbak Vi, keruangan presdir sekarang!”. Seperti disamber petir, aduh, pasti aku dimarahin nih, tapi aku salah apa ya? Pikirku. Langkahku agak gontai, takut diomelin sama presdir. Mati aku, mungkin hari ini adalah hari buruk, pikiranku sudah yang aneh-aneh.

                Masuk keruangan presdir, auranya udah ngedukung banget. Wah leherku digorok ni, apa aku dipecat. Eh inget, aku gak ngelakuin kesalahan.
“Silahkan duduk, mbak vivi.”
“Terima kasih, presdir.” Sepertinya aku gugup.
“Saya mau mengucapkan terima kasih, ternyata dibalik kesuksesan acara-acara yang dihandle pak Catur ada seorang asisten yang hebat. Terima kasih juga atas acara yang sukses tadi malam. Banyak undangan dan investor yang memuji saya. Ini berkat anda.”
“Saya hanya mencoba melakukan pekerjaan saya sebaik mungkin. Ini sudah menjadi tugas saya, pak. Terima kasih kembali, sudah mempercayakan tugas ini kepada saya.”
“Pak Catur banyak bercerita tentang anda, anda tidak ingin melanjutkan kuliah anda?”
“Saya ingin melanjutkan kuliah saya, tapi belum saatnya, pak.”
“Saya akan meminta bantuan Ibu catur untuk mengurus perkuliahan anda, saya sarankan anda mengambil jurusan seperti saya, hukum. Anda mau?”
“Benarkah? Saya pikir saya kurang pantas.”
“Ini hadiah dari saya dan pak Catur secara pribadi, kita gak pake uang PT kok. Tugas anda hanya kuliah, selama apapun anda lulus, tidak perlu mengeluarkan uang apapun. Semua sudah diatur oleh Istri pak catur.”
“Terima kasih banyak, pak.” Terharu ~.~ mataku kayak di perciki biji lombok, perih amat.
“Ini untuk beli es krim. (sambil nyodorin amplop), maaf saya hanya bisa memberi ini. Semoga bermanfaat, pertahankan terus ya.. kinerja anda.”
“Terima kasih banyak, pak.”

                Hahah...Alhamdulilah, aku gak nyangka akan dapet reward se-amazing ini. Tapi, kenapa harus kuliah hukum, aku benci hukum Indo. Huhhhhh, harusnya manajemen kenapa hukum? Ini bukan keahliankau. Baiklah, harus kujalanin, aku gak boleh ngecewain presdir dan pak catur maupun Ibu, sepertinya mereka berharap banyak untuk masa depanku. Ternyata, apa yang dibilang orang-orang gak semuanya bener. Presdirku, orangnya sangat KEREEEEEEEENNNN dan baik hati. Wah, aku harus lebih semangat lagi.

****

Sudah beberapa bulan aku putus dengan sebut saja, Donghae. Dia sangat menyebalkan, hampir tak ada waktu untukku. Tapi sulit untuk melupakannya. Upss... aku jangan sampai melamun, aku harus melakukan sesuatu. Aku harus sibuk!  aku mulai memeriksa lantai-lantai dibagian divisiku dan ruangan pak Catur. Uh... kok lantainya gak bisa bersih banget ya, pikirku. “Baik, akan ku pel. Aku benci ruangan kerjaku kotor,” ocehku. Sedang enak-enak ngepel, tiba-tiba Presdir masuk kedalam ruangan divisiku. “apa yang anda lakukan? Saya menggaji anda tidak untuk mengepel ruangan-ruangan kantor,” tegurnya, aku hanya diam menunduk. “Udah ada OB, tapi mungkin mereka belum maksimal, makanya anda melakukan pekerjaan ini. Baik saya akan menegur mereka.” Kemudianberlalu.

Aku merasa bersalah, ini hanya mengepel, kenapa dianggap pekerjaan aneh untuk seorang asisten. Aku udah biasa melakukan ini dirumah. Setelah aku selesai mengepel, aku mengikuti Presdir ke pantry. Aku lihat OBnya lagi di marahi sama Presdir. Aku jadi merasa semakin bersalah, maksudku engga seperti ini. Setelah presdir pergi, aku menghampiri pak Maryo (OB) disitu. “Bapak, maafkan saya, bukan maksud saya agar bapak kena marah presdir. Maafkan saya,” rengekku. Pak Maryo Cuma tersenyum, “gak apa-apa,mbak. Saya sudah biasa diperlakukan gini.” Aku jadi semakin merasa bersalah. Bolak-balik minta maaf. Hahaha.... dasar aku Pabooo ~.~

****

Pak Catur memintaku untuk keruangannya. Dnegan segera aku menghampirinya, kupikir ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Baru aku duduk. “Vi, kamu sudah punya pacar?” pertanyaan yang mengagetkan. “Saya engga mikirin itu dulu, pak.” Nyengir agak kesel. “Gini, ada anak buah saya di dinas, dia masih Letnan sih, namanya Lerry. Dia baik, saya udah atur pertemuan kamu dengan dia nanti malam. Saya smsin alamatnya,” katanya. Aku shock, gondok banget, sebanget-bangetnya gondok. Aku Cuma jawab, “baik, pak. Kalau begitu saya balik kerja lagi.” Sepanjang sisa jam-jam dikantor aku ngedumel sama diri aku sendiri.

****Sekilas tentang Pak catur, dia adalah seorang Letkol TNI . Namun, profesinya banyak. Selain dia pengusaha catering besar dia adalah kepala bagianku sebagai i Vice President of Marketing and Project Plan, divisiku. Jadi dia selalu mencari-carikan anak buahnya, untuk diperkenalkan untukku ~.~ apa maksudnya coba?

Oke, malam ini. Nothing special, aku ga perlu dandan yang aneh-aneh. Aku pake celana jeans, dan kaos MV Kissing You SNSD favoritku *sorry promosi. Cuma pake bedak templak templok, berharap si Lerry jauh-jauh dari aku. Apa ini? Perjodohan? ~.~ “aku masih laku ya, gak penting acara kayak gini-ginian.” Ngedumel terus, “yayaya baiklah, seenggaknya menuruti pak catur. Iya, aku datang.” Aku biasa suka ngomel-ngomel sendiri kalo kesel. ~.~ Aneh ya...

Pertama nginjekin kaki di cafe-cafe gajelas kayak gini. ~.~ aku bukan cewek-cewek metro yang hafal cafe2 dan sebagainya, yang suka hang out and hambur-hamburin duit untuk hal yang ga penting. Aku mending dirumah, denger lagu, baca buku, dance, menjahit, latihan karate,  memasak atau bikin kue semuanya dilakuin dirumah. Gak pernah sok-sokan gaul, kluyuran sana-sini ga jelas alibi biar GAHOL dan gak katrok. Jadi sorry rada canggung buat dateng ketempat-tempat nongkrong macem ini.
Wajah tanpa dosa kupasang, langsung aja duduk ~.~ mbak pelayanannya langsung nyamperin. “Pesen apa mbak?”  tanyanya. “Milksahake apukat kalo gak ada teh pait aja,” sahutku. Dia malah ngakak ~.~ kunyuk bener tu orang. Pait pait pait.

Gak lama aku nunggu tu orang, dateng juga. Pertama feeling sih bagus yak, “Kyaaaaaaa... mukanya ganteng ~.~ kayak Choi Siwon lah dikit-dikit. Haiiisssh.... apa yang kupikirin. Bodoh!” pikiranku carut marut. Hahahha... “Vivi?” dia mulai bersuara. “Ya!” langsung tu orang duduk, sambil julurin tangannya, “Lerry” katanya. “Ho..iya.” sahutku. Biasa aku masih dikit aja ngomong, pengen tau dia kayak gimana ~.~ apa hatinya seganteng mukanya? :D
Tiba-tiba dia buka pembicaraan, “Kamu asisten pak catur apa kamu magister?”. Ini pembicaraan yang mengesalkan. “Engga, aku lagi mau siapin untuk kuliah S-1ku. Ada masalah?” pungkasku. “Berarti, kamu jadi asisten pak Catur tp kamu belum selesai kuliah sekalipun? Apa kamu nyogok untuk kerja disitu, maaf maksudku...” belom dia kelar ngomong udah kupotong, “Keji sekali!” timpalku.
“Maaf aku tanya yang macam-macam, aku gak mau salah pilih. Aku sudah sangat mapan, pekerjaanku baik dengan pangkat yang tinggi. Orang tuaku dari keluarga yang terpandang dan... bla..bla..bla....” aku gak inget dia ngomong apa aja ~.~ dia sombong banget. Aku bosan denger ocehannya. “Wow, ternyata kamu istemawa ya?” kataku, memuji namun dalam hati aku muntab. “Jelas dong, aku kan...bla..bla..bla....” dia banyak bicara sekali. “apa aku punya kesempatan untuk bicara?” tanyaku. Dia mengijinkan dengan gaya bicara yang mungkin kalian bisa bayangkan, gimana ada cowok sok keren, sok perfect, sok semua dia bisa dapetin dengan mudah. 

“Sebelumnya makasih, udh ngijinin aku ngomong. Jujur dari dalam hatiku, AKU NYESEL udah dateng ketempat ini dan kenal orang seperti kamu. Tapi, ini semua karna aku gak mau ngecewain pak Catur. Kamu cowok, tapi banyak bicara. Ternyata kebaikan bentuk wajah engga menjamin, kebaikan hati. Kamu sombong!” ocehku, dia memotong, dan aku menyela. “Bisakah aku menyelesaikan pendapatku? Dari tadi kamu yang ngomong, beri kesempatan orang untuk berbicara, sekali-kali jadikan dirimu pendengar!”, dia terdiam menatapku. Aku gak kalah, menatapnya, rasanya aku pengen nyakar dia. “Pertahankan sifatmu yang seperti ini! Maka engga aku doang yang menolak lelaki sepertimu. Maaf, aku engga tertarik dengan orang-orang sepertimu. Mungkin pertemuan ini udah selesai? Aku pergi, masih banyak hal penting yang harus kukerjakan.” Aku berdiri (udah kayak di sinetron-sinetron gitu). “Aku akan mengantarmu,” tawarnya. “Engga perlu, lanjutin kesibukanmu sendiri. Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih.” Gak pake noleh-noleh aku pulang aja. Males liat mukanya ~.~ muakkk!
Pas nyampe dirumah, hp-ku bunyi mulu. Unknown number, paling males angkat nomor yang ga jelas. Kucuekin, kupikir lagi, mungkin client, karena berkali-kali telpon. “Vi, maafin aku. Kalau perkataanku kurang sopan tadi”, hahah si kunyuk, batinku. “Yaya, gak apa-apa, mungkin memang tabiatmu, maafkan juga aku terlalu ceplos mengkritikmu.” Bla..bla..bla... sok-sok PDKT dia, langsung aja “ Aku ngantuk, lain kali kita bisa ngobrol.” Dia mengiyakan. Hahah....aku bingung banyak pria sangat  aneh ~.~ semenit dia berkata A, berganti menit dia mengatakan B. Tidak konsisten, aku tidak tertarik dengan pria sombong yang banyak bicara, mending pria lucu yang bisa bikin aku ngakak ~.~ kau tau hidup ini membosankan tanpa lelucon.

Selanjutnya dia sering menelponku, tapi kuhiraukan. Engga pernah kuangkat, sampai karena saking keselnya aku dengan hp yang terus berdering tiap malem, ku taruh hpku diatas kloset kamar mandi. “Menyebalkan, pertama dia manghinaku, seakan dia tidak mau denganku. Sekarang, ngejar-ngejar! Hahahha....” abaikan.

Pak Catur engga nyerah gitu aja. Tau aku nolak mentah-mentah rekomen pria darinya, kedua kalinya dia bikin acara ga jelas kayak pas aku ditemuin ma Lerry. Kali ini namanya Wisnu ~.~ Dia tinggi, oriental, sepertinya baik, cool, sempurna secara kasat mata :D “Halah palingan sejenis Lerry –lerry juga,” pikirku. Tapi ternyata aku salah, dia baik, ramah, easy going, nyaman kalo ngomong sama dia. Ini bikin aku jadi salah tingkah, sedikit. Aku nyoba nunjukin sisi burukku, dari suka bermain wajah aegyo, minum dan makan seperti orang rakus, dan berbicara dengan nada aneh. Berharap dia cepat-cepat pergi, dan tugasku selesai.

Tapi aneh, Wisnu cuma ketawa ngeliat caraku makan/minum. “Kamu lucu ya? Aku tau kamu tomboy, sebelumnya aku banyak tanya ke Pak Catur tentangmu,” pungkasnya. Aku bubuhi, dan bilang, aku adalah ornag yang sangat buruk, engga dapat menjaga emosi dan hidupku sangat aneh. Aku pikir aku adalah alien, bukan manusia. Mendengar aku ngomong hal-hal yang aneh dia malah ketawa-ketawa ga jelas. “Bisakah kita bertemu lagi? Aku sangat tertarik berteman denganmu!”, aku speechless sejenak, mengangguk. Dia bercerita tentang dirinya. Satu yang aku tangkap, Upss... hampir aku tertarik padanya, tapi saat dia bilang tentang keyakinan. Ternyata keyakinan kita beda. Maaf ~.~ kupikir tak ada yang perlu ditingkatkan dan berharap hubungan yang aneh-aneh. JUST FRIEND, okay!

Pernah berbuat janji, aku menunggunya hampir setengah jam. Dia engga juga muncul. Muntab marah, aku engga suka dibuat nunggu. sekalian Kalo engga jadi datang, kabarin aku. Begitu aku pergi dia datang. Dia menyusulku, meminta maaf berkali-kali. "Baiklah, kenapa aku sangat marah? hubungan kami, hanya berteman,"  kataku dalam hati. 

Wisnu selalu perhatian, tapi akunya aja yang engga peka. Sejak dia bilang keyakianan yang beda, ya udah, semakin kesana gak ada yang perlu ditingkatin kan. Jadi yaudah gitu-gitu aja, dia hubungin aku mulu, telpon, perhatian and bla..bla..bla... gimana si, kalo PDKT ke orang? Pernah ngalamin kan? Akunya ~.~ DATAR nanggepinnya. Dia sangat berharap banyak, "Aku sangat ingin hubungan ini lebih dekat, apakah kamu memberiku sebuah kesempatan?" pintanya. "Maaf aku engga mikirin itu dulu. Begini lebih baik 'kan? Dan jangan terlalu mengharapkanku, aku engga sebaik yang kamu pikir :)," jawabku.Lagian aku masih mikir Donghae, Berharap suatu saat aku sama Donghae bisa balikan. POOR VIVI ~.~ pabooo ya...

***

November 2012. This SAD MONTH, karena keperluan dinasnya, Pak Catur dan keluarganya harus pindah ke Manado. Mau engga mau, mereka harus pergi. Ninggalin aku. Seperti sudah tertulis, apa yang aku miliki dan tempat untukku bergantung, selalu dijauhkan. Aku sedih, tentu saja. Saat mereka disini, aku seperti battery low yang telah terisi kembali. Kasih sayang mereka, dan cara mereka memperlakukanku seperti keluarga mereka. “Ini ya... rasanya punya ayah? Ini yaa rasanya punya Ibu? Ini rasanya punya keluarga?”, pikirku. Sempat aku gondok karna berita ini. Ibu menghiburku, “Tolong jangan sedih, kita masih bisa berkomunikasi kan? Ibu janji 2 bulan sekali akan ke Surabaya menjengukmu. Ini untukmu.” Kata ibu sambil menyodorkan sebuah kotak pink. “Apa ini, bu?” tanyaku. “Ibu tau, kamu sulit mencari teman untuk bisa kamu percaya, menjaga rahasiamu. Mendengarkanmu.Ibu pikir, kamu harus punya peliharaan, selain kelincimu yang umurnya sedikit. Kamu alergi kucing kan? Jadi, Cuma ini alternatifnya,” jelas ibu. Kubuka box pink itu. Aku kaget isinya kura-kura ~.~ Whoaaa... sontan aku inget Yesung, dan kunamai kura-kura ini Ddangkoma a.k.a Kokom. Kokom yang selalu ngedengerin keluh kesahku. Dia nemenin aku tiap hari, tiap waktu. Aku akan ngejaga Kokom, karena ini pemberian dari orang yang sangat spesial, IBU.
Aku tahu dia hanya seekor kura-kura. Dia ga bisa mengeong, atau mengeluarkan suara untuk berkomunikasi. Dia hanya diam, dan jalannya sangat lamban. Tapi, dia seperti recorder hidup, yang mendengarkanku selalu. Aku kesepian, terlalu naif aku selama ini engga ngakuin itu. Saat ini, Kokom sangat berarti buatku. Kadang dia melakukan hal lucu, bersembunyi dalam cangkangnya. Kalau aku merasa kesal dengan seseorang, Kokom yang kuomelin. “Whooa... Kokom sabar ya”, hahaha... aku berharap Kokom bisa tumbuh besar, aku akan merawatnya dengan baik.  Aku akan selalu menyayanginya~.~ *whoaaa romantis

***
 Tentang Cita-citaku, sebelumnya aku engga minat dengan hukum tapi terpaksa kujalanin. Alhamdulilahlah  masih ada yg biayain aku kuliah. Dari sini aku negbentuk diriku, wah aku pengen jadi Pengacara. Iyya pengacara yang GAK KOMERSIL. Aku akan bekerja di suatu Pelayanan hukum Publik, sebagai pengacara sukarela, yang mengajari hukum secara benar. Bukan hukum yang engga adil ketika uang berbicara. Jadi pengacara dipihak masyarakat  kecil yang didzalimi orang-orang yang engga bertanggung jawab. Hahahha... aku juga pengen punya panti jompo/panti sosial, aku sangat menghormati orang tua, bagiku orang tua itu hal yang menakjubkan. Selain itu, karena hobiku membuat kue, aku juga pengen punya toko kue ~.~. hahahha banyak banget yang harus kucapai! Semangat!!!

***

Tentangku. Sepeninggal nenek, aku tinggal sama Bude (Gugu) dan sepupuku, dea (seumuranku). Sangat menyakitkan, aku dan dea sama-sama Yatim. Tapi dia beruntung masih punya Ibu. Dea engga pernah akur sama aku, jelas beda dia pemalas mana mungkin aku akur sama seorang pemalas. Bodohnya, aku bekerja juga agar bisa ngebiayain dia kuliah, dan ngasih dia uang jajan, bude selalu memohon agar aku bisa membantunya. Aku engga bisa nolak, kasihan juga. Kerjaan dea sehari-hari cuma kuliah, itupun IPKnya engga pernah dapet bagus. Tampilannya kayak orang yang sok kaya. Padahal apa-apa dia pinjem barang-barangku.

Engga sengaja sih, koleksi sepatu dan baju-bajuku banyak. Soalnya banyak pemberian Ibu (istrinya pak catur), aku engga pernah minta, tapi selalu dikasih kadang 2 minggu sekali beliau beliin aku baju dan sepatu baru. Itu pun harganya mahal. Makanya, aku sediain lemari sendiri buat sepatu-sepatu itu. Sebenernya engga ada niat buat koleksi barang-barang kayak ini. Kamarku penuh ~.~

Dea kalo berangkat kuliah, aku engga pernah tau. Dia suka buka kamarku, dan pakein barang-barangku. Padahal aku sendiri jarang pake ~.~ kan aku jarang keluar-keluar rumah. Pengen sih, marah? Habis tiap dia pake barangku kembalinya pasti rusak, kegores atau apalah. Itu kan barang pemberian orang, mahal lagi :D bukannya pelit. Aku juga biasa kalo beli baju, selalu beli dua. satu untukku, satu untuk dea. Maksudku biar dia engga perlu ngendap-endap dikamar kayak maling terus pake barang-barangku. ~.~ *whooaaa

Dea pemales, hampir engga pernah nyuci baju/piring bekas dia makan sendiri, selalu ditumpuk-tumpuk ~.~
Dulu tiap aku ngelawan dea, selalu biang “Inget, kamu disini NUMPANG!!!!”. Aku jadi diem kalo udah kena ucapan kayak gitu, hahahah... Kupikir lagi, ini kan rumah nenek ~.~ berarti dia juga numpang dong ya. Akhirnya, saking keselnya aku sama dia waktu makan malem dia nggerutu kenapa aku masak makanan yang engga dia suka. Pertama aku diem, dia lanjutin makan aja. Sampe habis, eh piringnya ga mau nyuci ._.” Kunyuk banget tu orang, langsung aja kulempar tu piring di depan dia. Depan dia berdiri, “Pyaaaaaaarrrr....” pecah, mampus ~.~ “kalo gak mampu cuci piring sendiri, pecahin aja kayak aku tadi. Mulai besok,KAMU MAKAN GAK USAH PAKE PIRING, PAKE KERTAS MINYAK AJA!” kataku santai. Dia kesel ngeliat aku, pertama kalinya kayak gini ke dia. Dia mungutin tu pecahan piring. “mampuuusss lu,” batinku.

Kadang aku ngedumel sama diriku sendiri, bude engga pernah dipihakku. Iya dea anaknya, jadi ya begitulah. Aku yang ngebiayain semua keperluan mereka, kenapa ya mereka gak ada rasa ngerhagai ke aku sama sekali. Aku engga minta mereka nyuciin baju atau urusin rumah kok. Aku bisa ngelakuin ini sendiri. Apa sih yang ada dipikiran bude, kenapa dia gak pernah nasehatin anaknya. Aku bisa bekerja keras untuk ngehidupin mereka, tapi tolong engga usah pake olok-olok atau memperlakuin aku kayak manusia yang engga ada perasaannya ~.~ kata-kata mereka selalu nyakitin. Apa yang aku lakuin selalu di kritik, diomelin. Ngasih ini kurang lah itulah ~.~ padahal  gajiku 70% buat mereka, 20% buat aku sendiri terus 10%nya kutabung. Hahhaha... gembel!!!! Tapi alhamdulilah ya... berkah!

Sesekali, aku mutusin untuk nyari kontrakan aja. Hidup sendiri, dan aku udah nemuin tempat yang aku harepin. Kontrakan yang engga terlalu gede, terus ada kitchen setnya (aku suka masak, kicthen set penting wkwkwk). Mana terjangkau lagi ~.~ Wah kesempatan aku ni, buat kabur dari duo lampir ini. Lagian udah jauh-jauh hari aku nabung perabotan rumah tangga, kayak tape, TV, AC, alat masak, sofa, dll. Aku udah ngebayangin hal-hal indah aja kalo aku tinggal sendiri. Aku udah packing semua barang-barangku ~.~ rencananya besok pindah. Eh malemnya, bude minta aku biar gak pergi, “siapa yang mau menghidupi bude kalo, kamu pegi! Kuliah dea juga terbengkalai nanti. Bude mau minta makan siapa?” merengek-rengek, menangis-nangis ~.~ aku engga tega deh ._.” akhirnya aku batalin kontrak rumah. Arghhhhh.... BODOHHHH ~.~ sekarang penyiksaan batin kedua lampir ini masih berlanjut looohhh ~.~ cecuatooh banget kan??? Nikmatin aja lah ._.” Semua perbuaatan pasti ada imbasnyalah ya.  Allah engga tidur, itu aja :D

*****

Waktu ko Hexa memutuskan menikah, aku senang. Kupikir dia sudah insyaf. Istrinya juga baik, perhatian sama aku. Tapi ternyata, engga semulus yang aku bayangin. Ko Hexa kerja jadi deptcollector gitu, kupikir dia udah jadi manusia yang baik, ternyata.... Dia dikeluarin dari kerjaannya. Hu.... jelas aku bingung, istrinya lagi hamil. Kalo dia engga punya kerjaan, mau menghidupi keluarganya dengan apa. Kalo bukan aku yang peduli sama dia, sapa lagi Koko-kokoku yang bisa diharapkan tanpa pamrih. Ya... meskipun, ko Hexa selalu berlaku buruk sama aku dimasa lalu, bagaimanapun juga dia saudaraku, aku harus membantunya sebisaku.

Hari dimana istrinya akan melahirkanpun tiba, ko Hexa masih aja menganggur. Sebenernya kalo aku mau, aku bisa minta tolong Ko Xafe untuk memberi pekerjaan ke ko Hexa. Konyol, aku tidak mau menyentuh dan berhubungan apapun dengan Ko Xafe (titik). Mau engga mau, aku musti ambil tabunganku buat biaya ngelahirin anaknya Ko Hexa. Gimanapun juga dia ponakan aku nantinya, mana tega aku mikir ini itu.
Lahirlah, bayi laki-laki lucu. Dia gemuk. Whoaaa... lucu deh pokoknya. Ini jadi alesan juga kenapa aku sering bantu ko Hexa. Aku mulai nyariin dia kerjaan. Nanya-nanya ke temen dan sebagainya. Akhirnya nemu, gak papa ya...jadi satpam yang penting halal. Gajinya engga seberapa si, tapi yang penting berkah kan? Bertahan lah 3 bulan training, jangan malu-maluin aku ya... pesanku padanya. Emang sih, kerjanya jauh. Dia rada ogah-ogahan, aku modalin dia ~.~ tabunganku, yang berupa kalung, giwang, dsb kujual. Kubeliin dia motor buat kerja, biar gampang.

Engga lama, Cuma dua bulan, dia mutusin buat keluar dari kerjaannya karena gajinya kecil. Asli aku GONDOK banget, malu sama temenku, minta tolong malah diginiin. Aku bilang, “Yaudah terserah kamu deh, ko.”
Ternyata dia malah kerja di Pub (club malem), tanpa sepengetahuanku. Mulanya dia pinjem laptoku (yang kugunain buat kerja and kuliah), buat nyari kerjaan katanya, pinjemnya sehari ~.~ KENYATAANNYA, itu laptop engga pernah dibalikin ~.~padahal itu laptop udah kudandanin pink-pink Sparking Hello Kity ~.~ tapi tapi tapi.... ternyata digadein sama dia. Marahpun engga bikin laptopku balik. Iya,.... aku maafin. Mungkin dia lagi butuh makanya ngejual-jual gitu. Tapi ya... seharusnya dia bilang ke aku, minta ijin. Bukan kayak maling gitu ~.~ yaudah kuanggep tu barang ilang.
Engga cukup disitu, beberapa setelah dia kerja di Pub itu. Dia jadi jarang pulang, engga peduliin anaknya. Taulah Pub itu gimana si? Isinya orang penghuni NERAKA semua kan. Tempat anak-anak DAJJAL ngadain pesta. Ternyata bener, ko Hexa selingkuh ~.~ aduuuhhh kepalaku pusing ~.~ aku Cuma mikir nasib ponakanku gimana =.=

GERAMMMMM.... aku jemput mbak Sera (Istri Ko Hexa) dan anaknya, tujuannya kuumpetin. Aku nyewa kost untuk beberapa bulan. Maksudku biar ko Hexa kalo pulang bingung nyariin istri dan anaknya. Biar dipikir minggat. Selanjutnya kubiarin Mbak sera dan anaknya tinggal di kost. Aku balik pulang kerumah. Si somplak itu kerumah, nyariin istri ma anaknya. “Kok malah nanyak ke aku? Udah GA BECUS jadi laki sama bapaknya? Ngapain nikah, anak orang disia-siain. Kamu itu BRENGSEK, BAJINGAN, pernah kau datang kemakam orang tuamu untuk mendoakan AYAH, MAMA? Mana baktimu kepada ORANG TUA YANG DULU MANJAIN KAMU? BANGSAT emang kamu, aku udah malu banget punya kakak kayak kamu!!!! Aku pengen bunuh kamu, tapi kalo aku bunuh kamu aku engga ada bedanya sama kamu. BANGKE, SIALAN....! Aku engga mau diribetin sama urusan-urusanmu lagi, cari istrimu sampe ketemu! Terus bayar utang-utangmu ke aku! Aku engga ikhlas duitku kamu pake buat maksiat-maksiat! MOGA AJA LAH, KAMU MATI DITABRAK DIJALAN. TOH, KAMU HIDUP ENGGA ADA MANFAATNYA BUAT KELUARGA APALAGI BUAT ORANG LAIN. AMMIN~ MOGA AJA!!! SEKARANG MENDING KAMU PERGI, ENGGA USAH NAMPANGIN MUKAMU YANG KAYAK MONYET ITU DIDEPANKU, SAMPAI ISTRI DAN ANAKMU KAMU TEMUIN.” Aku capek.... jadi ngomelnya engga karu-karuan. aku bukan orang yang sabar ternyata.... Aku cuma berharap aku engga digituin sama laki-laki, kayak koko ngegituin pasangannya. NAUDZUBILLAH~ Apa dia engga sadar ya, dia punya adik cewe ~.~ ASTAGFIRULLOHALADZIM!

* SOMPLAK ENDING*

*SKUELNYA GAJELAS YA??? mau gimana nulisnya pake emosi yang terlalu alay ~.~ kunyuk banget hidup bersama duo lampir. Kakak laki-laki yang aneh!

Pesan :
- Terkadang seseorang yang dingin,terlihat kuat dan ketus, hatinya sangat hangat dan penuh air mata.
- Engga semua orang engdapetin apa yang di mau dengan mudah, hargailah setiap orang disekelilingmu.
- Pilihlah pasangan yang baik untukmu, dunia dan akhiratmu. Pastikan dirimu berhak mendapatkan pasangan yang baik.
- Berusahalan mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak menunda-nunda, pekerjaan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.
~.~

LIKE A CINEMA (Bagaimana aku mengenal Islam)

Diposting oleh ♥yusi-chan♥ di 19.20 2 komentar

          Kedua orang tuaku adalah pasangan yang sangat luar biasa. Mereka dapat bersatu dalam keyakinan yang berbeda. Mamaku pure, dia muslim yang solehah. Namun, aku engga tau kenapa dia bisa menjatuhkan hatinya kepada Ayahku yang sangat berpegang teguh dengan keyakinan keluarganya, Kristen Advent.

            Keempat kakakku memeluk agama ayahku, karena suatu keharusan. Aku engga tahu apa yang ada dipikiran Mamaku. Kenapa dia begitu mengalah, memberi kebebasan dalam keyakinan (katanya). Toh, pada akhirnya Ayah mengintimidasi anak-anaknya untuk memeluk keyakinan yang sama. Pada akhirnya aku lahir, subuh menjelang Sholat Idul Fitri 24 September 1991 (kadang aku gak yakin itu tanggal lahirku yang benar). Mama dan Nenek (Ibunya mamaku) mengusulkan nama untukku yang berhubungan dengan Idul Fitri. Pokoknya yang ada Fitri, suci atau apalah itu. Tapi, ayahku bersih keras memberi nama atas saran pendeta dari Gerejanya. Kembali lagi, Mama dan Nenekku harus mengalah. Sepertinya Nenek kesal, dan pulang kerumahnya sendiri tanpa melihat aku. Akhirnya aku di baptis dengan nama ‘Valencia Magnus Koesnadi’ yang artinya pengibadat yang agung milik Koesnadi (marga ayahku) atau Kemungkinan yang agung.

            Sejak kecil aku sering sekali sakit-sakitan walaupun aku bisa berjalan dengan usia yang lebih cepat dari bayi yang lain, 8 bulan aku udah bisa berjalan tanpa merangkak. Ayahku geram, kenapa aku selalu sakit. Tapi kata Mama, bukankah bayi memang rentan sakit. Nah, saatnya nenekku beraksi, “mungkin dia gak cocok sama nama yang dikasih pendeta itu, makanya dia sakit-sakitan. Sekali ini aja, ganti nama anakmu dengan nama yang menyentuh islam. Berikan sedikit kesempatan untuk istrimu, agar dari keturunan anakku ada yang berkeyakinan sepertiku.” Ayahku Cuma diam, dan akhirnya aku diberi nama Nenekku Fitri Koesnadi. Ayahku engga setuju, “cobalah untuk diMix, ini tugasku sebagai kepala rumah tangga.” Akhirnya aku dikasih nama ‘Vitri Tjeandra Koesnadi’ aku ga tau pasti nama itu artinya apa. Intinya aku lahir pas malem takbiran idul fitri, gitu doang.

            Perbedaan aku dengan kakak-kakakku, pendidikan agama kristen sangat diwajibkan oleh ayahku. Dia berharap aku dapat aktif di gereja advent, minimal pelayanan gereja dan paduan suara (padahal suaraku engga terlalu bagus).

            Aku sangat mengagumi orang tuaku dari kecil, kami bahagia. Ayah bekerja sebagai salah satu kepala bagian di Bea dan cukai  Surabaya. Materi kami sangat mencukupi. Tapi aku bukan anak manja, aku selalu diajari Mama untuk dapat nyelesain apapun sebisa mungkin. “ Jangan gampang nyuruh-nyuruh orang selama kamu bisa ngerjain sendiri.” Mama juga kadang mengajariku cara membaca Alquran, kalo ayah ga ada dirumah. Jadi, walaupun aku advent aku bisa hafal huruf Hijaiyah. Atau mengeja ayat-ayat alquran. Pernah aku ga sengaja nyimpan ‘IQRA’ ditumpukan buku meja belajarku. Eh, ketahuan ayah akhirnya dibakar. Haha...

            Kadang aku kesal sama Mama dan ayah, mereka selalu manjain kakak laki-lakiku yang terakhir. Oiya aku lupa, jadi aku punya 4 kakak dan 1 adek. Yang pertama kakak perempuanku, aku sayang banget sama dia namanya Juaniarti Magnus Koesnadi. Terus kakak laki-lakiku Xaferius Halim, Dante Edo Affandi, Hexa Magnus Koesnadi, terus aku dan yang terkahir adik perempuanku, Florentina Alfa Koesnadi. Jadi 6 bersaudara. Nah, mama dan ayahku itu suka manjain yang Hexa itu. Minta ini itu selalu diturutin padahal sekolahnya gak pernah bagus. Sampai-sampai kata nenek, dulu aku pernah hampir di tabrak truk gara-gara dia. (gak tau persis ceritanya kayak gimana), pokoknya feelingku buruk banget sama kakakku yang satu itu. Fixnya, semua anak-anak ayah dan mama beragama Kristen (miris banget).

            Aku inget waktu itu aku kelas 6 SD di SD kristen St. Maria, pas hari Jumat dapet lomba gerak jalan 17 agustusan. Semua anak di dampingin sama orangtuanya, tapi aku cuma dititipin ke guru lantaran Mama mau nemenin ko Hexa jalan-jalan dia pengen beli sepatu baru. Aku kesal, itu kan bisa dilakuin kapan aja. Sementara aku lomba, cuma sekali aja. Tapi ya udah, gakpapa lagian ada guru yang ngedampingin aku. Makin kesel, soalnya aku ga dijemput padahal aku nunggu sampe magrib akhirnya aku dibarengin sama orang tuanya temen. Nyampe rumah aku gondok, dikamar aja gak keluar-keluar. Tapi besoknya langsung minta maaf ke Mama, “maaf ya ma, aku kemaren gondok.” “ya, mama juga minta maaf. Mama ga sengaja. Kakakmu sampe malem jalan-jalannya.” Aku cuma diem, ngalah aja.

            Dua hari selanjutnya, hari Minggu, 11 Agustus 2011. Mamaku kena sakit jantung dan meninggal. Aku ga tau kenapa semua begitu cepat. Rasanya kebahagiaanku kerenggut begitu aja. Nangis, pasti apalagi adekku masih kecil, 2 tahun dibawahku. ‘Benarkah aku ini piatu? Tapi, aku janji akan jadi anak yang pinter yang berguna, biar Mama bangga walupun mama udah ga ada. Kak Juni selalu bilang, “ tenang, aku bisa ngegantiin mama. Jangan nangis lagi, dek!”.

***

            Beberapa bulan kemudian, ayahku sama adekku pergi. Dan gak pernah kembali. Aku satu sekolah sama adekku, dia kelas 4 dan aku kelas 6 SD. Tiap hari aku nungguin dia disekolah, tapi gak pernah muncul. Aku khawatir mereka kenapa-kenapa dijalan. Hampir gak ada berita mereka pergi kemana.

            Sekarang aku tinggal sama Kak Juni, dan ko Hexa. Sementara 2 kakak laki-laki yang lain sibuk sama usaha dan kuliah. Hidup kami langsung berubah, jadi sangat sederhana. Kak Juni hanya seorang PNS, dan penghasilannya harus berbagi dengan biaya sekolahku dan sekolah si somplak ( ko hexa). Aku lulus SD, dan masuk SMP negeri favorit, sementara si somplak yang lulus SMP gak mau ngelanjutin sekolah. Ini bikin kakakku tambah pusing.  Padahal kak Juni juga manjain tu orang. Kalo ke aku selalu bilang, “ dede sabar ya, ntar pasti kakak beliin.” Selalu si somplak yang diduluin. Yaudah gakpapa, mau gimana lagi. Akhirnya pas SMP aku buka usaha, ‘ngerjain PR temen’ terus dibayarin. (jangan dicontek ya, ga baik). Tapi lumayan itung-itung aku bisa nabung. Daripada musti minta-minta ke kakak. Aku tau dia udah pusing sama masalah si somplak yang milih jadi berandal di jalan dari pada sekolah. Aku malu punya kakak kayak somplak, dia bisanya ngerepotin. Dari maling sampe pake narkotik dia lakonin. Aku bener-bener malu ngakuin dia kakak. Makanya tiap pulang sekolah lewat perempatan, aku langsung jalan cepet. Liat mukanya aja males. Ngabangsatin banget punya kakak kayak dia.

            Aku musti bisa bikin kakak sama Mama bangga, nilai akademikku harus bagus. Musti ranking satu, aku selalu keras sama diri aku sendiri “Bodoh, kau ini bukan siapa-siapa, belajarlah dengan tekun. Tunjukkin keorang-orang, ketemen-temen kalo kamu walopun gan punya orang tua. Kamu bisa jadi yang terbaik.” Itulah yang bikin aku juara kelas mulu. Waktu SMP aktivitas aku pagi udah bantu kakak, terus sekolah pulang siang jam 1, jam 1 siang aku gunain buat belajar semaksimal mungkin, kadang sampai tidur jam 1 malem hanya untuk membaca-baca dan ngerjain soal-soal matematika. Aku sering banget tidur malem cuma buat belajar. Pokoknya tiap hari isinya belajar mulu, tapi terkadang pas hari libur kakak ngajak aku keluar walaupun cuma belanja dipasar (swt). ~.~

            Meskipun SMP kegiatanku padat, intinya aku gak mau jadi orang yang gak berguna kayak si somplak. Aku suka karate, dari SMP ikut les karate (itu juga dari tabunganku) aku selalu nabung untuk bayar les karate. Cita-citaku pengen bisa ngehajar laki-laki yang suka nindas cewek. Huuuu... (cita-cita yang aneh yaa..). Jadi waktu dulu, kalo ada anak laki-laki yang nakal/kurang ajar tinggal aku kasih sothokan Heidan Shodan udah ga berkutik itu orang. Haha... Anehnya walaupun aak sedikit tomboy, aku suka dance. Bahkan ikut club cheersleader (ini menyedihkan). Soalnya aku ditaruh bagian paling TOP (ujung) pas piramid, kayak nyerahin idup gitu aja klo pas lompat.
            3 tahun, akhirnya aku lulus SMP dan aku masuk SMA Negeri juga. Tu si somplak masih aja jadi sampah masyarakat. Aku gak pernah tahu rasanya punya kakak cowok, perasaan kalo liat temen-temen kayaknya asik punya kakak cowok. Bisa ngelindungin adeknya. Tapi aku engga. Mereka sibuk sama hidup mereka masing-masing. Apa hatinya ada NERAKAnya? Sedetikpun aku gak ada dalam pikiran mereka. Untungnya aku punya pacar yang baik hati (pernah ku post beberapa waktu lalu).

            Pas SMA banyak banget tugas bikin makalah dan harus diketik pake komputer (waktu itu komputer termasuk barang yang agak mewah ya). Tapi aku bersih keras ngumpulin tabungan buat beli komputer. Sisany ditambahin kak Juni. Aku seneng, akhirnya sekrang aku gampang ngerjain tugas. Gak musti balik-balik ke warnet buat ngerjain tugas. Sambil sedikit-sedikit belajar berantem sama keyboard. Biasalah kalo punya barang baru pasti KEPO banget kan. Dicoba-cobain mulu.

            Hari minggu tanggal 10 Juni 2007, aku sibuk ngerjain tugas makalahku yang dikumpulin hari Rabu. Sampai larut malem, akhirnya kak Juni nyuruh aku buat tidur. “Udahlah, de. Diselesein aja besok lagi. Kakak bantuin deh. Istirahat dulu sana.” Besok paginya aku ingetin kak Juni, “ bener ya kak, ntar pulang kerja kakak bantuin aku ngerjain PR.” Dia ngangguk sambil senyum.

            Sorenya aku nunggu kak Juni. Hampir magrib kenapa gak pulang-pulang. Setengah jam kemudian ada orang kantor yang telpon, katanya kak Juni kecelakaan dan langsung meninggal di TKP. Aku ga mampun ngutarain gimana rasanya waktu itu. Sakit, pasti. Kenapa aku selalu kehilangan orang yang aku sayangi? Entah! Baru saja aku memulai kebahagiaan, aku harus berduka lagi. Ada lelaki yang baik disamping aku yang selalu ngajagain aku, Ko Hendrik. Mirisnya dia ngalamin hal yang sama, kecelakaan kayak kak Juni. Berselang beberapa minggu aja. KENAPA SIH? APA AKU INI DIKUTUK YA? SETIAP AKU BERGANTUNG SAMA SESUATU, SESUATU ITU LANGSUNG PERGI BEGITU CEPAT. TUHAN KENAPA SENSITIF AMAT SAMA AKU? Nah itulah pertanyaan-pertanyaan yang ngelontar di pikiran aku. Pikiranku jadi buruk sama Tuhan. Tapi hanya beberapa saat, aku langsung mengimani lagi.

            Kejadian itu bikin aku tambah deket sama Tuhan. Aku jadi semakin aktif ikut kegiatan gereja, pelayanan gereja dan sebagainya. Bahkan waktu SMA aku berhasil mengkristenkan hampir 80 orang, yang semula dia Islam, Hindu dan sebagainya, aku ajak dia untuk mengimani Yesus (terkutuklah aku).

            Sepeninggal kak Juni, aku tinggal sama nenek, bude sama sepupuku. Nenek sangat benci sama aku, karena aku kristen dan dia Islam. Tapi Nenek selalu manjain sepupuku, Dea, padahal dia pemalas, gak pernah bantu apa-apa. Biasanya minta duit, sekolah juga bodoh banget dia. Gak pernah dapet ranking.  Padahal setiap hari aku yang nyiapin makanan buat nenek, nyiapin air hangat buat dia mandi, dan ngerjain pekerjaan rumah lainnya. Aku juga ngebantu cari uang, padahal aku masih sekolah. Aku jadi guru les privat anak-anak SD, SMP bahkan SMA. Aku pikir lumayan buat bayar sekolahku, dan beli buku, sekaligus buat nambah-nambahin uang makan, aku ga mau jadi benalu, cuma numpang gratis. Ko Xafe meskipun udah jadi orang sukses dia gak pernah mikirin aku terlalu banyak. Dia ngasih duit seinget dia aja, apalagi istrinya galak. Aku gak perlu ngarepin dikasih dia. Sedangkan ko dante, dia itu idupnya pas-pasan gak mungkin aku repotin. Kalo si somplakl, tetep jadi sampah, apa yang musti aku harepin. aku pasti bisa ngebiayain hidup aku sendiri meskipun usiaku gak mateng-mateng banget.

            Disekolah, smeua juga gak terlalu baik-baik aja. Aku punya temen yang jahat banget, aku ga tau kenapa dia kayak gitu. Namany Feby. Gak cantik-cantik amat, biasa aja. BODOH lagi. Tapi emang dia kaya. Dia itu suka ngolok-ngolokin temen-temenku. Dia iri sama temen-temen belajarku soalnya pada pinter. Si shining, temen sebangkuku sering banget jadi bulan-bulanan dia. Tapi anehnya, shining sabar. Dia ga pernah bales kelakuannya si Feby. Tapi kalo ketahuan aku, pasti udah kuremet-remet tu si Feby. Pernah aku nyekek dia, sama narik kerah dia sampe sobek. Dia kurang ajar banget, masa Prnya si shining di rampasin terus shiningnya di cakarin. Parah deh, shining juga ga pernah laporin ke guru BP. Swt banget.

***
            Sampe suatu saat pas pengambilan raport kelas 2 SMA. Aku mohon dengan sangat biar ko Xafe mau ngambilin raport aku. Tapi dia kayak enggan-enggan gimana gitu. Aku tahu dia sibuk, tapi ini gak sampe 30 menit. Susah emang kalo gak punya orang tua, gak ada yang ambilin raport. Masa sih aku musti sewa tukang becak buat pura-pura jadi bapakku buat ngambilin raport doang ~.~ maksudku kenapa guruku juga gak pengertian amat (ini payah). Raport harus diambil orangtua atau walinya. Aturan dari mana!!!!!

            Aku nunggu udah setengah jam, pengambilan raport udah dimulai. Wali kelas ngumumin nama-nama juara kelas dari ranking 1 sampe 3. Kayak biasa aku ranking 1. Pas ngumumin, ada seorang wali murid yang datang. Mukanya gak asing banget buat aku. Bener, dia ayahku yang menghilang itu. Lebih SHOCK lagi ternyata dia ngambilin raportnya si Feby. TERNYATA AYAHKU AYAH TIRINYA si FEBY. Swt banget kan, ini hati berapa kali si dibikin kecewa. HERAN! “Oh, jadi selama ini ayah pergi hanya untuk menikah sama orang lain dan jadi ayah untuk anak orang lain?” BAGUSLAH. Aku gak perlu menganggep aku punya orang tua. Aku harusnya sadar sejak Mama pergi, disitulah aku yatim piatu. Aku ninggalin ayah gitu aja tanpa ngasih kesempatan buat dia ngejelasin. Terus aku nelpon ko Xafe “aku juara kelas lagi, TERESRAH raportku kau ambil atau engga!!!!”. Ternyata ko Xafe udah depan gerbang, ketemu sama ayah juga. Tapi aku pergi, berlalu, gak perduliin mereka. Ini Hari aneh, bener kayak sinetron. BITCH PLEASE, ini hidup gini banget.

            Naik ke kelas 3 IPA, balajarku mulai kendor lantaran aku lagi gethol bisnis MLM T****hi. Tiap hari aku ngefollow up orang tapi cuma dapet dikit. Ini gak segampang mengaruhin orang buat masuk kristen? (keahlianku). Semakin banyak downlineku, smeakin banyak pendapatanku. Tiap hari sibuk belajar sama cari downline, sampe temen di kelas agak risih. Semenjak aku ikut MLM, aku jadi rada idiot. Ngajak-ngajakin orang join. ANEH. Aku fokus sama pendapatan, fokus sama duit. Padahal aku udha kelas 3, iya ini usaha buat ngumpulin biaya buat kuliah. Inget, aku ga perlu berharap sama siapa-siapa. Berharap aja sama diri sendiri.

            Pernah aku pulang sampe jam 1 malem gara-gara ikut acara MLM. Pertemuan besar gitu. Dirumah, ko xafe sama ko dante udah nunggu mau ngehajar aku. Dipikir aku cewek gak bener pulang malem, buat hal yang engga-engga. Padahal aku udah ijin sama bude, tapi tetep aja. Aku gak dikasih kesempatan buat ngejelasin. Merek berdua, ngehajar aku, nemplokin kepalaku ke pintu. Percuma aku nangis gak akan bikin mereka berhenti ngehajar aku. Ini bukan pertama kali aku diperlakuin gini. Dulu waktu kelas 2 juga pernah. Aku disuruh ngewakilin sekolah ikut lomba Business Plan tingkat provinsi, alhasil aku begadang berhari-hari. Kebetulan komputer dirumah rusak. Akhirnya guru pembimbingku nyuruh aku buat ngerjain karya ilmiahnya dirumahnya. Pake komputernya. Hari H semakin deket, aku gak bisa ngontrol kerja kerasku buat ngerjain karya Ilmiah itu. Akhirnya aku pulang jam 12 malem dari rumah guru itu, Bu Helen. Sebelumnya aku meminta bu helen buat telpon ko Xafe dan bude. Buat ngeyakinin mereka, aku pulang agak malam karena ngerjain kepentingan lomba. Tapi tetep aja, sampe dirumah aku dihajar dua laki-laki yang kupikir mereka bisa ngertiin aku. AKU SANGAT BENCI KAKAK LAKI-LAKIKU. Apa mungkin aku benci laki-laki (yang kasar).

            Keesokan harinya aku gak boleh kesekolah, aku disuruh diem aja dikamar. Jelas aku berontak, aku musti nyerahin karya ilmiahku ke Panitia lomba malah gak boleh masuk sekolah, gak boleh keluar kamar. Rasanya kayak hidup ikut KOMPENI. Aku berharap ada yang melindungiku, tolonglah Tuhan berbuat sesuatu. Buru-buru aku ngendap-endap ngambil HP (pembelianku sendiri) yang disita ko Xafe. Lansung tanpa mandi aku pake seragam dan berngkat sekolah, itu juga lewat cendela (kayak di TV-TV) ~.~ swt banget kan?

            Parahnya lagi, pas aku lg belajar disekolah dijemput sama ko Xafe. Memalukan banget!!!! Untungnya bu Helen dan Pak Joni ngejelasin semuanya ke ko Xafe, jelas dia malu banget. Harusnya dia bangga punya adek kayak aku, bisa dipilih sekolah buat ngwakilin ikut lomba tingkat Provinsi, harusnya ngedukung. Mereka benar-benar bikin ko Xafe terpojok. Kupikir setelah dapet petuha dari kedua guru pembimbingku, ko Xafe sadar. Tapi sama aja, malah dia ngambek. Gak nyapa aku sama sekali.

Hari kompetisipun tiba, aku berharap hari ini aja ko Xafe ga nyela aku. Gak ngomong kata-kata yang ga enak didenger. Niatku buat pamitan sama dia, biar dia ngdoain aku pas lomba biar menang. Gak digubris T-T. Apa gak ada ya satu orangpun yang nyemangati aku. Dia gak perlu nganter aku ke dermaga/perjalanan ke tempat lomba. Aku bisa berangkat sendiri. Alhasil, aku menang juara I di kompetisi itu. “ternyata gak sia-sia aku di tonjok,” pikirku. Sepulangnya aku tunjukin piala sama hadiah duit itu ke ko Xafe, di speechless, dia bangga tapi dia jaim, aku tau itu. Kadang aku mikir, kenapa kakak-kakakku bahkan orangtuaku lebih milih manjain si somplak ‘ko hexa’ dari pada aku. Apa aku musti jadi berandalan juga biar mereka merhatiin aku. Sayangnya otak aku masih lempeng, jadi berandalan dan sampah masyarakat itu GELI, HINA, Menjijikkan. Tak apa ko Xafe gak manjain aku, yang penting aku gak jadi anak Mama yang nakal. Aku tahu Mama dan Kak Juni bangga sama aku.

Lulus SMA, aku masuk di Universitas Swasta terkenal di Surabaya. Syukurlah, dengan kemampuan akademikku aku dikasih beasiswa juga. Lebih WOW lagi aku masuk di IBM ‘International Business Management’ ini adalah prodi yang bertaraf internasional. Bayarnya aja pake dollar, bukan rupiah. Aku pikir, setelah lulus dan masuk kuliah. Aku bisa terbebas dari jerat Feby. Nyatanya engga, dia satu kampus sama aku. Dia suka banget sebar-sebarin HOAX, bilang hal-hal yang ga pernah kulakuin. Parahnya, dia pernah bilang sama anak-anak di kampus kalo aku pernah berhubungan badan sama seseorang, dan bla bla bla. Ih, aku gak sehina itu. Gak banyak bacot, aku cekekin dia. Eh dia ngadu sama ayah, katanya aku nyiksa dia kalo dikampus. Hahaha..... bitch please! Kalo ngebunuh itu gak dosa, udah aku pecahin kepala dia. Tapi aku inget, aku harus bisa jadi kebanggaan Mama dan kan Juni. Yaudah sabar aja, emang aku gak ngelakuin apa yang di tuduhin. Mending aku fokus belajar dan bekerja. Kerja apa aja aku jalanin. Dari operator telepon di Telecom, staf personalia di ekspedisi, guru privat, jualan kerajinan tangan, sampe ngajagain warnet orang aku lakuin. Jangan sampe aku punya waktu luang yang gak ngahasilin apa-apa. Aku tahan-tahanin kuliah disitu sampe akhirnya semester 3.

        Akhirnya aku mikirin, wah klo punya pacar asik ya. Aku kenalan sama cowok si ‘D’, awalnya isengin dia. Ngegodain biar dia GR gitu. Eh gak taunya aku yang suka beneran sama dia ~.~ (payah kalik). Akhirnya kami pacaran, tapi aneh pacarannya putus nyambung putus nyambung. Jujur sih, dia bukanlah tipeku. Dia gamers, gak ada waktu buat aku, selalu ngomong kasar/nyakitin aku, kadang pemabuk, tapi aku percaya dia orang yang sangat baik. Aku sangat berharap banyak sama dia.

            Dari situlah aku mulai baca-baca tafsir alquran. Cowok ini, pernah ngajarin aku doa kalo mau tidur biar dilindungi dan diberi mimpi yang indah sama Allah. Padahal aku masih kristen. Doanya kayak gini “bismikallahumma ahya wa amutu. Ammin”. Aku juga sering nyanyiin lagu pengantar dia tidur ~.~ “Tto Leu Leu”. Aku tahu suaraku lebih mirip pecahan beling, tapi dia selalu bilang suaraku bagus, makanya bikin dia tertidur. (ditelpon) *gak usha mikir yang aneh-aneh -__- tapi akhirnya putus juga. Jujur ya, aku gak pernah ngerasa sesayang itu sama cowok. Aku gak peduli apa keburukan dia. Aku yakin dia orang baik dan pasti bisa berubah. Dia juga sayang sama ayah-ibunya, aku kagum sama dia. Aku tau dia maen game juga biar dapet penghasilan. Aku berusaha selalu ngalah, biar dia marah dan  hina aku kayak gimana. Tapi tetap aja berakhir juga.

 ***

            Detik, menit, jam, hari, bulan. Aku mutusin untuk berhenti kuliah. Kayaknya makin mahal aja biaya kuliahnya. Aku kerja aja, kuliah bisa kulanjutin nanti setelah uangnya terkumpul. Aku gak bisa berharap ko Xafe bisa bantuin aku kan. Baik aku break dulu kuliahnya (maka beruntunglah hidup kalian yang lebih sempurna dari aku, dan bersyukurlah selalu!^^).

          Akhirnya aku kenal sama kak Ferdy, ketertarikanku sama Islam kian bertambah. Hampir tiap hari sebelum tidur aku baca tafsir Alquran. Aku deket sama kak Ferdy, dan pacaran ~.~)” dia itu terima aku apa adanya. Semua kesomplakanku diterima dengan lapang dada. Dia juga ngejelasin aku banyak hal tentang Islam. Dia itu sabar banget sama aku. Dia juga ga pernah ngomong kasar, selalu ngalah sama aku. Dan dia mandiri, lucu walaupun leluconnya kadang garing. Dia selalu nyemangatin aku. Hubunganku sama dia sangat baik.

                 Bulan Puasapun tiba, dia ngejalanin puasa. Dan aku juga nemenin dia, lagipula aku juga musti siapin makan sahur buat nenek, bude dan sepupuku. Otomatis aku ikut puasa juga, gak mungkin kan aku makna didepan mereka. Itu engga sopan. Akhirnya setelah ahari raya tahun 2011 kemaren. Aku mutusin buat masuk Islam. karena habis baca surat al-Ikhlas yang artinya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.Aku gak peduli biarpun dulu aku pernah mengkristenkan lebih dari 80 orang, iya aku terkutuk. Tapi aku yakin Allah pasti memaafkanku. Kak Ferdy juga selalu bilang, “Allah itu pemaaf. Kalo ada yang bikin bingung tentang Islam, selama aku bisa jawab, kamu tanyain ke aku ya? Kita belajar bareng.” Aku seneng dia bilang kayak gitu.

                Gak lama, ko xafe nyuruh aku bikin usaha warnet. Pake ruko dia yang lagi nganggur dan dimodalin sama dia (diutangin maksudnya). Alhamdulilah, usahanya lumayan. Ayahku juga sering dateng kesitu sama floren, adekku. Tapi aku cuekin ayah. Hanya ngomong sama floren. Sampe pada akhirnya tanggl 7 Desember 2011, pagi hari ayah telpon aku. Dia ngomong begitu banyak, “ Ayah gak tau gimana lagi cara ayah biar kamu gak ngehirauin ayah lagi. Ayah tahu kesalahan ayah, nyia-nyiain kamu. Ngebiarin kamu tumbuh tanpa ayah, padahal kamu anak yang manis, pinter. Tolong lanjutin kuliah kamu. Ayah akan biayain smuanya untuk nebus kesalahan ayah, kamu mau kuliah di luar negeri? Ayah akan urus semuanya. Tetaplah bikin ayah bangga. Ayah juga minta, tolong jaga diri kamu baik-baik. Menikahlah dengan lelaki yang baik untuk kamu, kamu udah banyak menderita. Saatnya kamu bahagia. Beri kesempatan untuk dirimu bahagia. Ayah gak pernah bisa jaga kamu dengan baik. Bahkan setelah ini. Ayah benar-benar minta maaf. Tolong biarkan ayah tenang.” Aku memotongnya biacara, “ ayah, aku sudah terbiasa tanpa ayah. Biarkan aku hidup dengan caraku sendiri. Aku gak seperti ayah, aku tau bagaimana menjalani hidup dengan benar, dan gak ngecewain orang yang disayangi. Aku udah maafin ayah, udah lama. Jadi maaf kalo hubungan kita terlalu kaku. Lupakan saja, yang penting ayah biasa bahagiain floren. Cuma itu. Baiklah ayah, aku sibuk musti urusin warnet. Mungkin lain kali kita ngobrol.” Siang harinya floren telpon, kalo ayah  meninggal. Aku shock banget, setelah aku ngomong yang nyakitin hati dia. Tapi yang bikin aku tenang, dia meninggal pas dia udah muslim. Alhamdulilah ya Allah.~

                 Gak lama aku pacaran sama kak Ferdi, kak ‘D’ muncul. Dan berharap bisa memperbaikin hubungan aku sama dia. Anehnya, aku gak bisa nolak. Sontan aku minta maaf sama kak Ferdi. Tapi, kak Ferdi gak pernah dendam sama aku sampai sekrang. Dia bener-bener orang yang sangat baik. Aku memulai hubunganku lagi sana Kak ‘D’, dia bilang “ aku akan lebih memperhatikanmu Aku minta maaf keslahanku dulu. Biarkan aku untuk bisa ngebagi waktu antara mencari penghasilan dan waktuku untukmu. Aku akan berusaha membuatmu bahagia.” Rasanya aku bahagia, ngedenger semua itu. Walaupun kenyataannya dia lebih banyak waktu ke temen-temennya/gamenya daripada aku. Aku sabar aja, lagian aku juga lagi nganggur waktu itu. Aku bener-bener jadi pengangguran. Biarpun aku temenin dia dia game. Gak seharian juga aku bisa berkomunikasi sama dia di game. Aku tahu dia butuh istirahat, atau ngerjain kerjaan dia.

             Aku ngerasa sendiri. Tapi game yang udah kukenal 2 tahun yang lalu ini juga yang ngetemuin aku sama sahabat yang baik kayak “HOCHIE”. Kupikir Hochie seumuran aku, habis ucapannya dia seperti orang dewasa. Maksudku dalam ngasih solusi, dia juga care. Ternyata waktu aku kenalan sama dia, dia kelas 6 SD (12 tahun) dan aku umur 19 tahun ~.~ jiah.... POOR VIVI. Tapi gakpapa, sampai sekarang dia jaid sahabat terbaikku. MAKASIH BANYAK HOCHIE :* cipok basah hochie sampe tumpeh-tumpeh ~.~

Lanjut lagi....

            Aku gak bisa nganggur terus, mau kasih makan nenek apa. Oiya sekilas aja ya, semenjak aku jadi Muallaf nenek aku sayang sama aku. Syukurlah, akhirnya nenek bisa nerima aku. Dan aku jadi deket sama nenek. Aku nyoba bikin lamaran kerja dimanapun yang kiranya HALAL, ditempat yang HALAL. Dua minggu aku nungguin akhirnya aku keterima kerja di fina jadi administrasi. kak ‘D’ juga ngasih semangat ke aku. Aku kerja Cuma jual loyalitas, profesional, kerja keras sama berusaha maksimal dan total. Tapi sesibuk apapun aku, kak ‘D’ selalu dipikiran aku. Mungkin dia agak ilfil, aku selalu protektif sama dia. Haha...

          Aktivitasku saat itu, tiap hari sebelum berangkat kerja. Aku bangun pagi, sholat, masak, mandiin nenek (waktu itu kesehatan nenek semakin buruk, jadi dia Cuma bisa tidur), nyuapin nenek dan baru deh siap-siap bernagkat kerja. Aku harus berbakti sama nenek, walaupun dia pernah jahat sama aku. Tapi kan dia orang tua. Siapa lagi cucu dia yang mau ngerawat dia. :D

             Dua bulan aku kerja disana, alahamdulilah diberi kemudahan untuk beradaptasi. Bahkan salah satu branch manager aku gak henti-hentinya muji aku. Karna kerjaku yang memuaskan. Sampai pada hari itu, ada acara dikantor. Jadi pulang lebih cepat. Udah feeling juga kali ya... pas pulang nenek, udah makin buruk keadaanya. Pas jam 2 siang, nenek meninggal :’( anehnya kak ‘D’ gak peka, bahkan dia ga tau aku sednag berduka. Dia sibuk sama kerjaan gamenya dia. Terus aku musti bertumpu sama siapa? Aku cuma cerita sama Hochie. Dia bener-bener temen baik. Selalu ada waktu buat aku.

           Sepeninggal nenek, aku dipromosikan di divisi yang lebih tinggi dikantor. Ada salah seorang Vice President yang ngasih kesempatan aku buat jadi staff tetap di divisi dia. Aku gak tau kalo bapak ini merhatiin kinerjaku, namanya pak Catur. Setelah 1 bulan aku kerja didivisi ini, aku dikasih masa promosi untuk jadi asisten dia. Kayak mimpi ketiban duren ~.~ aku ngalamar kerja pake ijasah SMA ngapa bisa se hoky ini? Iya, beliau suka pekerja yang loyalnya ga bisa dinilai dengan uang.

          Di proyek ini, aku dikasih kepercayaan buat mimpin pemaparan di Kota Malang. Udah latihan sebisa aku, dan aku udah siap. Malam harinya aku minta tolong sama kak ‘D’ biar ngebanguin aku jam 3 pagi, kan dia begadang. Biar aku gak ketinggalan kereta. Eh ternyata kak D lupa. Aku bangun pukul 4.30 pagi, jelas aja aku telat. Keretanya udah berangkat. Akhirnya aku nekat aja, ke Malang naek motor sendirian. Demi masa promosi aku jadi asmen. Aku ga tau, mungkin memang udah seharusnya. Pas di perempatan jalan protokol diperjalanan, ada mobil Fortuner yang nabrak aku dari belakang dengan kecepatan tinggi. Padahal posisinya lampu merah, artinya berhenti. Jadi dia kayak ngerem mendadak gitu soalnya, didepan ada kantor polisi. Otomatis aku sama motorku kepental ke depan, kakiku ketindihan motor. Untungnya gak ada kendaraan dari kiri jalan, coba kalo ada pasti aku udah mati. Selanjutnya, aku gak tahu apa yang terjadi kepalaku ngebentur aspal, untungnya, aku cuma pingsan. Cuma helmnya yang pecah, kepalaku engga. Alhamdulilah.

           Pas bangun gak taunya udah jam 2 pagi. Padahal aku berharap aku amnesia. (biar pas banget kayak di TV-TV gituh). Ada Pak catur. Aku heran kenapa dia yang jagain aku. Ternyata di Handphone, panggilan terakhirku nomornya Pak catur ~.~ makanya polisinya nghubungi pak catur. “Saya gak lulus promosi, pak. Maafkan saya, gara-gara saya proyek bapak gagal.” Pak catur tersenyum, “Saya tahu, kamu terlalu bersemangat. Lain kali kalo perjalanan jauh, jangan nekat. Perusahaan nyedian transport kerja untuk apa?” aku diam. “ siapa bilang proyek bapak gagal, investor secara mendadak mengubah skejul dari rencana. Kebetulan kamu kena musibah, masa promosi kamu dipernpanjang sampai proyek selanjutnya”, sambungnya. Aku ga tahu musti senang? Sementara kakiku retak, apa yang bisa kulakuin. Aku gak bisa jalan, gak bisa lompat-lompat lagi :’(

             Aku lirik Handphone, gak ada satu sms pun dari kak D. Gak nanyain keadaanku, oh ya mana tau dia. Kalo aku kecelakaan. Lagian tahupun mana peduli dia. Setelah pak catur pergi dan nyuruh aku istirahat. Aku ngerasa aku orang yang paling bodoh dan menyedihkan, bahkan orang yang aku harapkan gak peduli sama aku. Ya......menyedihkan. aku cuma bisa curhat sama hochie lewat sms/inbox fb.

             Keesokan harinya, aku udah buru-buru untuk pulang. Dua hari lagi ulang tahun kak D, harus harus ngasih kado buat dia. Aku janji bikinin dia kue. Pak catur ngomel, aku harus sembuh dulu, jalan aja aku musti pake krak, masih aja ngotot pulang. Tapi ya, akhirnya dikabulin sama pak catur. Aku pulang. Dia orang yang sangat baik, sosok bapak yang baik. Istri dan anak-anaknya juga baik, nganggep aku kayak bagian dari mereka.
Seperjalanan menuju rumah, aku minta buat turun nyari kado (aku bener-bener keras kepala). Berharap semoga dia suka. Sesampainya dirumah, aku istirahat sebentar. Aku lihat Hpku lagi, gak ada satu pun sms dari dia. Aku bingung, sebenernya apa arti aku buat dia? Aku bukan seperti pacarnya? Orang yang dia sayangi? Tega sekali dia ngelakuin ini ke aku? Tapi aku terus mikir, iya mungkin dia sibuk. Lagian dia gak tau, aku kena musibah. Kenapa dia gak pernah ada kalo aku sedang berduka ~.~)”. Aku ngehibur diriku. “Mending aku bikin kue buat dia.” Hahah... kayaknya kuenya bantat, aku kesulitan gerakin tangan sama kaki ~.~” jadi ngaduknya cuma sebentar, jadi adonannya gak ngembang :D “ah gakpapa, dia gak akan mati kalo makan kue ini. Yang penting aku udah berusaha,” pikirku.

            Setelah itu aku bungkus kado dan kue aneh itu lalu kukirimkan untuk dia. “Kalo gak enak, jangan dibuang ya. Aku susah payah bikinnya :D” pintaku. Besoknya aku coba hubungin dia, tetep kyk biasa dia sibuk. Siang harinya dia hubungin aku, bilang makasih. Aku senang sepertinya dia senang. Tapi dia balik kekesibukannya lagi. “Cuma itu?”, pikirku. Aku langsung sms orang itu dan meminta agar hubungan ini cepat berakhir. “Terima kasih banyak, udah banyak waktu buat aku!”. Dia Cuma bilang “YA”. Hahahah.... harusnya aku bisa membencinya lebih.
Bukankah kalo ngrasa sayang, harus mertahanin orang yang dia sayangi agar dapat terus disisinya dang mengerti dia. BITCH PLEASE, kenapa aku sangat tergantung sama pria seperti ini. Pernah aku mikir, “Oh baik, udha gak ada yang sayang ma aku ya. Mending aku mati.” Berbagai cara aku lakuin biar aku cepet mati. Dari minum obat sampe O.D. gak berhasil, soalnya berhasil diselametin sama Ibu (istrinya pak catur). Sampe pernah aku mikir mau gantung diri aja, tapi bingung ngegantungin itu tali dimana -__- dikamar kaga ada gantungan yang kuat. Kalo gantungannya gak kuat pasti aku gak jadi mati lagi. Akhirnya aku milih, ah yaudah lah ni hidup kan udah LIKE A CINEMA banget sekalian aja aku nyiletin nadi tangan. ~.~ Bodoh, sakit gak ya...sakit gak....  si Hochie smsin tiba-tiba.. “Tie, keadaanmu gimana!” gak kubales. Nelponin muluk, ini nomor yusi bukan si. Buset dah... kampret... kaga jadi dah gue bunuh diri. ~.~  aku masih punya hochie, biar jauh dia peduli sama aku. Mikuo juga, biarpun dia sering bilang nyet nyet ke aku dia ngehibur banget. Speechless lagi si Kak D nanyain apa aku baik-baik aja. APA PEDULIMU?????

             Emang aku jahat ya? Kok gini banget ni hidup, kadang aku mikir kayak gitu. Allah gak adil banget ngasih cobaan yang berat buat aku. ENGGA, Allah percaya sama aku makanya aku selau dipercaya buat nyelesein and ngelewatin masalah kayak gini. Gak tau kenapa, dari kejadian ini aku selalu berusaha menjadi muslimin yang KAFFAH. Aku yakin Allah ngerencanain hal yang indah di akhir hidupku nanti. Ammin. Mohon bimbingannya teman-teman agar aku bisa jadi manusia yang jauh lebih baik :’) Ammin

Pesan : Banggalah bagi kalian yang bisa leluasa memeluk islam sejak lahir, dan jangan penah sia-sian orang yang menyayangi kalian. Karena kalian sungguh lebih beruntung dari pada aku.



 

❤ yusichan ❤ かわいこちゃん ❤ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea